Makalah sistem informasi keperawatan

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI LAYANAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
NAILIS SA'ADAH (1020183005)
ALFIYATUR ROHMANIYAH ( 1020183043 )
ILIYANA SARI ( 1020183011 )
ZUBDATUL MUNA ( 1020183018 )
ELSA ALFIYANA SARI ( 1020183009 )
NINIK ANGGI LESTARI ( 1020183007)
AGNIS WIDYASMARA S (1020183010 )
ANA MUJARIFAH ( 1020183017)
KHANA FALIKHUL IZZA ( 1020183164 )
TRIANA TERISNO TIO S ( 1020183006 )
ETIK NILA SARI ( 1020183025 )
M. OKTAVIANO EKA MAHENDRA ( 1020183015 )
M. SYAFIQUL IZZI ( 1020183040)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJAR 2018/2019


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan karunia Nya sehingga kami bisa meyelesaikan tugas Sistem Informasi Keperawatan dengan judul “Peran Teknologi Informasi Bagi Layanan Pemberian Asuhan Keperawatan”.
Dalam penyusunan makalah ini saya mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami.
Kami Menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnyaa membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

         Kudus, 13 september 2019


       Penyusun












                                                                     
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN………………………………………………………………….  i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................  1
1.2TUJUAN  ................................................................................................................. 2
MANFAAT  .................................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Manajemen.................................................................................  3
2.2 Sistem Informasi Keperawatan...............................................................................  3

BAB 3 PENUTUP
 3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................  8
 3.2 PENUTUP  ............................................................................................................ 8

 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 9




                                                     
                                                                     

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia   keperawatan   terus   berkembang,   seiring   dengan   meningkatnya   teknologi keperawatan, sehingga dapat mengakses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung adalah penerapan sistem informasi manajemen keperawatan berbasis komputer.
Sistem   Informasi   Manajemen   Keperawatan   (SIMK)   disusun   untuk   memudahkan manajemen dan proses pengambilan  informasi  serta digunakan untuk mendukung pelaksanaan   asuhan   keperawatan.   Artinya   SIMK   disusun   untuk   memudahkan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan. Dan tujuan ini adalah tujuan paling dasar dalam pemanfaatan teknologi informasi/komputer. Sehingga, pemanfaatan teknologi informasi/komputer harus menjamin sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah, bukanmalah menjadi sulit. Aplikasi/system harus mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen. SIMK bukan hanya sekedar mengganti dokumen manual menjadi terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai sebuah contoh, system mampu memfasilitasi untuk memunculkan evidance base keperawatan. Mampu menampilkan laporan-laporan yang dapat dijadikan rujukan akuntabilitas perawat, kinerja perawat, performa perawat, kompetensi perawat dll. 
Dengan   informasi   yang   didapatkan,   diharapkan   pengambilan   kebijakan   yang dilakukan oleh manajemen keperawatan memiliki dasar yang kuat karena berdasar data yang ada di lapangan. Sistem informasi juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan perawat. Menurut Hariyati, RT., (1999) Masalah yang sering muncul dan dihadapi dalam pelaksanaan   asuhan   keperawatan   adalah   banyak   perawat   yang   belum   melakukan pelayanan   keperawatan   sesuai   standar   asuhan   keperawatan.   Pelaksanaan   asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. Pendokumentasian   yang   dilakukan   secara   tertulis   dan   manual   juga   mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaranlembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itupendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian   kembali   jika   sewaktu-waktu   pendokumentasian   tersebut   diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum. (Haryati, RT, 2002 ) Realita dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagian besar di beberapa rumah sakit di Indonesia saat ini umumnya masih menggunakan pendokumentasian secara konvensional.
Dengan adanya pendokumentasian tertulis ini perawat sering mengeluh merasa berat karena membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang   sering   muncul   adalah   biaya   pencetakan   form   mahal   sehingga   sering   formpen dokumentasian tidak tersedia. Akibatnya pendokumentasian menjadi terhambat. Pendokumentasian  asuhan keperawatan  yang  sudah modern  dengan menggunakan komputer, seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien telah dimasukkan dalam komputer, sehingga kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Dengan informasi yang berbasis komputer diharapkan pendokumentasian menjadi praktis, lebih cepat, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya  data dapat dikurangi. Sehingga dapat memudahkan perawat dalam melaksanakan tugasnya. Sistem pendokumentasian yang berbasis komputer, pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.
Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan. (Liaw,T. 1993). Menurut   Herring   dan   Rochman   (1990)   dalam   Emilia,   (2003) :   beberapa   institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan. Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasiskomputer. Untuk menerapkan SIMK membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terkait terutama sumber daya manusia. Dan perlu adanya komite yang akan mengevaluasi penerapan sistem tersebut (Mahler, 2007).
1.2 Tujuan
1. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayan kesehatan yang efisien dan efektif. 2. Merubah cara konvensional menjadi cara modern, sehingga dapat bersaing secara globalisasi.
1.3 Manfaat
1. Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada pasien, juga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien secara optimal 2. Mengurangi kekeliruan dalam pelayanan keperawatan serta dapat memotivasi perawat untuk bekerja lebih praktis, cepat, tepat dan akurat yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. 3. Dengan sistem informasi keperawatan akan dapat mengurangi resiko-resiko kehilangan data, memudahkan dalam mencari data yang tersimpan.


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.Sistem Informasi Manajemen
Sistem   Informasi   manajemen   adalah   sebuah   sistem/mesin   yang   terpadu,   untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak computer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base. ( Davis, 2002). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,  produk,  pelanggan, supplier, dan rekaman. (Eko,I. 2001). Menurut Davis (2002) Pokok-pokok sistem informasi manajemen terdiri dari perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang terdiri dari perangkat lunak sistem umum, perangkat terapan umum, program aplikasi, data base, prosedur, petugas pengoperasian. Sedangkan menurut Siagian (2003), komponen suatu pengolahan data elektronik terdiri dari sumber daya manusia, prosedur, infra struktur fisik, perangkat  keras dan perangkat lunak.  Manfaat penggunaan sistem informasi manajemen di rumah sakit yaitu menjaga mutu pelayanan   rumah   sakit,   mengontrol   biaya   dan   meningkatkan   produktivitas, memperkirakan demand terhadap pelayanan, merencanakan program perencanaan dan evaluasi, serta mendukung pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta menetapkan kegiatan pendidikan dan pelatihan.
2.2 Sistem Informasi Keperawatan
Informasi   keperawatan   adalah   ilmu   keperawatan   yang   terintegrasi   dengan   ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengolah data, informasi, dan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Informasi keperawatan terintegrasi dari data, informasi dan pengetahuan untuk mendukung pasien, perawat dan pengguna lain dalam berperan mengambil keputusan (ANA, 2001). Pendapat lain juga menyatakan bahwa informasi keperawatan adalah untuk menganalisa, mengumpulkan , mengolah data, dan memproses data ke dalam bentuk informasi dan pengetahuan, membuat pengetahuan sebagai dasar keputusan dan pemberian pelayanan keperawatan pasien dan meningkat kankualitas dalam praktik profesionalnya (Goossen, 1996). Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas, dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak  manfaat  yang diperoleh bila rumah  sakit menggunakan sistem informasi keperawatan yaitu manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih efektif, peningkatan   program   perencanaan,   dan   meningkatkan   pendayagunaan   perawat. (Strachan, 2005). American   Association   of   Nurse   Executive   (1993)  dalam   Saba, McCormick ,(2001) mengemukakan   manfaat   penting   dalam   penggunaan   informasi   teknologi   yaitu meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat, meningkatkan pelayanan dan monitoring pasien, meningkatkan dokumentasi, meningkatkan informasi, meningkatkan perencanaan,   meningkatkan   standar   praktik   keperawatan,   kemampuan   menetapkan masalah dan meningkatkan evaluasi perawatan dan mendukung organisasi yang dinamik. Menurut ANA (American Nurse Association) dalam Saba (2001), menyebutkan ada enam standar praktik untuk informasi keperawatan yaitu:
1) Pengkajian, berfokus pada pasien yang meliputi identitas pasien,
2) Identifikasi hasil, hasil siklus teknologi informasi daripasien   dan   data   pasien   dalam   mendukung   adanya   perubahan   dalam   pembuatan keputusan,
 3) Diagnosa, meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi hasil yang menggambarkan hasil perawatan yang terukur,
 4) Perencanaan, penggunaan teknologi yang digunakan untuk menambah dan merubah data yang relevan ke dalam perencanaan keperawatan.
  5) Implementasi, merupakan pemberian tindakan yang nyata kepada   pasien. 
 6) Evaluasi,   digunakan   untuk   efisiensi   dan   efektifitas   keputusan, perencanaan dan pelaksanaan untuk meningkatkan praktik keperawatan.
Pendokumentasian   Keperawatan  merupakan   hal   penting   yang   dapat   menunjang pelaksanaan   mutu   asuhan   keperawatan.   (Kozier,E.   1990). Oleh   karena   itu pendokumentasian   keperawatan   yang   menggunakan   Sistem   Informasi   Manajemen Keperawatan (SIMK) perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian seperti yang telah diuraikan diatas. sistem ini memuat standar asuhan keperawatan, standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus on line, mengetahui  jasa perawat, monitoring tindakan perawat, dan monitoring aktifitas perawatlaporan shift dan monitoring pasien oleh kepala ruang saat sedang rapat. (Haryati, RT, 1999)Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunakyang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkatlunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen. SIMK mempunyai modul untuk mengklasifikasikan pasien, pembentukan   staf,   penjadwalan,   catatan   personal.   Modul   ini   juga   termasuk pengembangan anggaran, alokasi sumber dan pengendalian biaya, analisa kelompok diagnosa yang berhubungan (KDB), pengendalian mutu, catatan perkembangan staf,model dan simulasi untuk pengabilan keputusan, rencana strategik, ramalan permintaan jangka pendek dan rencana kerja serta evaluasi program. (Swanburg RC, 2000). SIMK dan komputer akan membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekomomis.Perawat-perawat   klinis   akan   menggunakannya   untuk   mengatur   perawatan pasien, komponen klinis termasuk riwayat pasien, rencana perawatan,pemantauan psikologislangsung dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan pasien. Perawat   klinis   dapat   menggunakan   SIMK   untuk   mengganti   sistem   manual   daripencatatan   data.   Hal   ini   dapat   mengurangi   biaya-biaya   sekaligus   memungkinkan  peningkatan kualitas perawatan kepada pasien. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang   efektif   dan   teknologi   tepat   guna   akan   dapat   mengurangi   kesalahan   dalammemberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Sistem informasi keperawatan jugaakan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan ( lewis, 2005) Program-program yang dirancang dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) menurut Jasun (2006)
1. Standar Asuhan Keperawatan Standar asuhan keperawatan menggunakan standar internasional dengan mengacu pada NANDA, standar outcome keperawatan mengacu pada NOC, dan standar intervensi keperawatan mengacu pada NIC. 2. Standart operating Prosedur (SOP)Uraian standar tindakan keperawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. 3. Discharge planning Uraian perencanaan pulang pasien setelah dirawat di rumah sakit 4. Jadwal Dinas Perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga tinggal melakukan print 5. Penghitungan angka kredit perawat Angka kredit merupakan rekapan dari aktivitas perawat sehari-hari, yang otomatis akan dapat diakses harian, mingguan dan bulanan.
6. Daftar diagnosa terbanyakDaftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhankeperawatan. 7. Daftar NIC terbanyak Rekapan tindakan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatanyang ada 8. Laporan implementasi Rekapan tindakan perawatan pada satu periode, daftar di filter berdasarkan ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. laporan implementasi juga dapat dijadikan alatbantu operan shift. 9. Laporan statistik Laporan statistik yang dimunculkan adalah BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut. 10. Resume keperawatan Resume  bermanfaat  untuk melihat  secara global  pengelolaan  pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat. Resume dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume keperawatan 11. Daftar SAK Dalam SIMK, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.  12. .Presentasi kasus on lineSistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan secara online, ketika pasien masih di rawat. 13. Mengetahui jasa perawat Dengan system yang terintegrasi dengan SIM RS, memungkinkan perawat mengetahui jasa tundakan yang dilakukannya. 14. Monitoring tindakan perawat & monitoring aktivitas perawat Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat,   dan   mengetahui   pula   masing-masing   perawat   telah   melakukan   aktivitas keperawatan apa. 15. Laporan shift Merupakan rekapan dari aktivitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masingmasing pasien. 16. Monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat Monitoring dapat dilakukan ketika PN atau Karu sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum.
Seiring dengan perkembangan teknologi keperawatan, penerapan pendokumentasian keperawatan di Indonesia, sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasis komputer, mengingat banyak kegunaannya. Tetapi dalam perkembangan, masih sedikit rumah sakityang sudah menerapkannya, masih terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan di suatu lembaga institusi. Ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu saat ini sudah mulai ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit.Sekalipun memiliki harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut. Semakin mudahnya akses informasi tentang pelaksanaan SIM keperawatan juga memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM yang tepat.
Faktor pendukung yang lain adalah adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien sendiri. (Depkes, 2001)
Selain   faktor   pendukung,   terdapat   beberapa   aspek   yang   menjadi   kendala   dalam penerapan   SIM   di   Indonesia.   Memutuskan   untuk   menerapkan   sistem   informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek antara lain struktur organisasi, sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIMK yang sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil   kebijakan.   Pihak   manajemen   rumah   sakit   masih   banyak   yang mempertanyakan apakah Sistem Informasi keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Aspek kedua adalah kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak sumber daya manusia   di   institusi   pelayanan   kesehatan   yang   belum   siap   menghadapi   sistem kosssmputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidak mampuan staf terhadap sistem informasi teknologi yang sedangberkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat sistem informasi menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM keperawatan. Aspek ketiga yang menjadi faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan SIMK adalah faktor sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi   manajemen   keperawatan   yang   sudah   siap   diterapkan   di   rumah   sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. Aspek keempat adalah kurangnya fasilitas  Information   technology  yang   mendukung.   Pelaksanaan   SIM   keperawatan tentunya   membutuhkan   banyak   perangkat   keras   atau   unit   komputer   untuk mengimplementasikan program tersebut.






















BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendokumentasian   keperawatan   merupakan   hal   yang   penting   dalam   menunjangpeningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara umum dapat berkontribusi terhadapmutu pelayanan kesehatan. dengan adanya perkembangan teknologi sistem informasimanajemen keperawatan, maka pendokumentasian asuhan keperawatan yang sebelumnya dilakukan   secara   konvensional   maka   akan   beralih   ke   pendokumentasian   berbasiskomputer,   sehingga   perawat   dapat   memberikan   pelayanan   keperawatan   secara profesional kepada pasien.

3.1 Saran
1. Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan. 2. Peningkatan kemampuan perawat dalam menggunakan komputerisasi sehingga bisa memaksimalkan dalam pelaksanaan sistem informasi keperawatan. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sistem informasi keperawatan yang dilakukan di rumah sakit untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait dengan asuhan keperawatan dan juga berkontribusi positif bagi pengembangan sistem informasi keperawatan.











DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. (2001). Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta
Davis   (2002)  Kerangka   dasar   system   informasi   manajemen : struktur   dan pengembangannya, terjemahan oleh Bob Widyahartono, jakarta: Gramedia
Delaney, at all (2000) Reliability of nursing diagnoses documented in a computerized nursing information system Nursing Diagnosis; Vol.11 No.3. ProQuest
Eko, I. (2001). Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi. Jakarta:
Emiliana, (2003). Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang terintegrasi dipelayanan kesehatan Sint Carolus, tidak dipublikasikan.
Goossen,J.L (1996), http://dlthdee.net/informatics/Chap01/NIDefinotions.htm.
Hariyati, R. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat dan   karakteristik   perawat   terhadap   kualitas   dokuemntasi   keperawatan   diRS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan
Haryati,R.T.(2002) http://www.google.co.id/search?hl=en&q=dokumentasi%2C+ asuhan%2C+keperawatan&meta=
Indrajati I, Ummah, Sumarsih T, (2011) Pendokumentasian tentang perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang barokah rumah sakit PKU Muhamadiyah Gombong, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3,
Jasun. (2006). Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOCdan NIC Dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas
Kozier, E. (1990). Fundamentals of Nursing. Addison Wesley Co., Redwood City.
Liaw, T. (1993). The Computer Based Patient Record: An Historical Perpective. Diambildari http:// www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm.
Lewis, (2005) My prediction for nursing’s technological future, http:// www.eaaknowledge.com/ojni/ni/8_1/lewised.htm.
Mahler , et all (2007) Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on theQuality of Nursing Documentation,Journal Of Medical Systems [J Med Syst], Vol. 31 (4), pp. 274-82; Ebsco
Ping Y, Qiu, Crookes (2008)  Computer-based   Nursing   Documentation   in   NursingHomes: A Feasibility StudyJournal Of The Society For Academic EmergencyMedicine Vol. 15 (10), pp. 908-15; Ebsco
Swanburg, Rc & Swanburg R.J .(2000). Introduction management & leadership for nurse manager. Boston: James & Bartleett Publisher.Siagian (2003) Sistem Informasi manajemen,
Jakarta, Bumi aksaraSaba, McCormic (2001) Essentials of computersfor nurses: informatics for the new millenium,third edition New york:McGraw.Hill companies.Saletnik, et all (2008), Nursing resource considerations for implementing an electronik Documentation System, Aorn Journal, vol 87 No 3. The john hopkins hospital, Baltimore.
Wei Su K & Li Liu (2010) A Mobile Nursing Information System Based on Human-Computer Interaction Design for Improving Quality of Nursing Department of Management and Information Technology, Vanung University, No. 1. Taiwan.









Komentar